Dalam dunia sepak bola Indonesia, harapan selalu menjadi api yang berkobar. Terutama bagi Timnas Indonesia, harapan tersebut menggelora kembali setelah memastikan diri lolos ke putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia dengan mengalahkan Brunei Darussalam dengan selusin gol. Pasukan Garuda berhasil melaju ke putaran kedua dan mendapati diri mereka berada di grup F, yang konon menjadi ujian sesungguhnya bagi tim nasional.
Grup F bukanlah grup yang mudah, dengan keberadaan tim kuat seperti Irak, Vietnam, dan Filipina. Meskipun satu grup dengan Irak, Timnas Indonesia optimis bisa tampil maksimal. Erick Thohir, Ketua Umum PSSI, bahkan menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk melangkah jauh di babak kualifikasi ini.
Namun, sebelum membahas lebih lanjut tentang peluang Indonesia, perlu dipahami bahwa perjalanan menuju Piala Dunia 2026 tidaklah mudah. Ada enam putaran, termasuk satu play-off, yang harus dilewati oleh Timnas Indonesia untuk meraih tiket menuju Piala Dunia. Meskipun ada kemungkinan lolos lebih awal, namun Indonesia harus melewati beberapa tahap dengan kemenangan yang konsisten.
Grup F menjadi sorotan utama, karena merupakan satu-satunya grup di putaran kedua yang berisi tiga wakil dari Asia Tenggara. Peluang Timnas Indonesia untuk lolos ke putaran ketiga pun terbuka lebar, tetapi tantangan besar menanti mereka. Meskipun demikian, Indonesia harus fokus pada pertandingan demi pertandingan, mengumpulkan poin sebanyak mungkin untuk mendapatkan posisi yang menguntungkan.
Keberhasilan Indonesia melaju ke putaran ketiga memiliki implikasi positif lainnya. Tim yang lolos dari putaran kedua otomatis akan tampil di Piala Asia edisi berikutnya. Ini berarti, jika Indonesia berhasil, mereka tidak perlu repot-repot mengikuti kualifikasi Piala Asia. Sebuah keuntungan yang signifikan dalam upaya menjaga performa dan fokus untuk pencapaian yang lebih tinggi.
Pertandingan pembuka di putaran kedua, melawan Irak, tidak diragukan lagi menjadi ujian berat. Meskipun Irak dianggap tim terkuat di grup F, semangat para pendukung dan optimisme dari Ketum PSSI, Erick Thohir, menjadi bekal bagi Timnas Indonesia. Menahan imbang Irak bisa menjadi model positif untuk melangkah ke pertandingan berikutnya.
Setelah menghadapi Irak, giliran Filipina yang akan menjadi lawan Timnas Indonesia. Meskipun Filipina bukan lawan yang sulit bagi Indonesia, kemenangan adalah harga yang tidak bisa ditawar. Dua laga pembuka ini pada bulan November akan menjadi kunci. Jika Timnas Indonesia mampu menahan imbang Irak dan meraih kemenangan atas Filipina, mereka akan mengantongi 4 poin.
Melihat catatan pertemuan sebelumnya, optimisme muncul dalam pertandingan melawan Filipina. Timnas Indonesia selalu mendominasi, bahkan dalam 25 laga, mereka memenanginya sebanyak 20 kali. Rekor positif ini menciptakan kepercayaan diri yang sangat diperlukan untuk melangkah lebih jauh.
Menahan imbang Vietnam, yang merupakan lawan seimbang, juga menjadi kunci. Sejarah pertemuan antara Indonesia dan Vietnam menunjukkan kecenderungan hasil seri, dengan 11 laga tanpa kemenangan dari kedua belah pihak. Sebuah hasil imbang dalam dua pertandingan melawan Vietnam akan cukup untuk memastikan Indonesia melangkah ke putaran ketiga.
Dengan asumsi Indonesia bisa menahan imbang Irak sekali, kalah sekali, dan meraih dua kemenangan atas Filipina, serta menahan imbang dua kali melawan Vietnam, Indonesia akan mengumpulkan 10 poin. Jumlah ini cukup untuk menjadi runner-up grup, asalkan Vietnam tidak meraih kemenangan atas Irak. Maka, peluang Indonesia untuk melangkah ke putaran ketiga menjadi sangat realistis.
Meskipun tantangan besar menghadang, optimisme dan semangat juang Timnas Indonesia menjadi kunci untuk mengukir sejarah baru. Setiap pertandingan adalah ujian, dan Timnas Indonesia harus melaluinya dengan fokus dan tekad yang tinggi. Selamat berjuang, Garuda!